Jumat, 03 Juni 2011

Ultrasonografi (USG)

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam jaringan.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk endeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dpaat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa, tiroid dan lain-lain.
1.2  Tujuan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan tujuan penulisan makalah ini menajdi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1   Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami tentang pesawat radiologi Ultrasonografi (USG)
1.2.2   Tujuan Khusus
a.       Mengetahui pengertian Ultrasonografi (USG);
b.      Mengetahui Skema cara kerja Ultrasonografi (USG);
c.       Mengetahui jenis pemeriksaan Ultrasonografi (USG);
d.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan Ultrasonografi (USG);
e.       Mengetahui Tips untuk melakukan Ultrasonografi dari (Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG).
1.3  Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah :
a.       Memberikan pemahaman tentang Ultrasonografi;



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.

2.2  Tujuan persiapan USG
Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan olehnya, pada kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim, menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis adanya janin kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban, menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat kemungkinan adanya tumor.

2.3  Persiapan alat dan bahan
Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel-kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.

2.4  Persiapan Pemeriksaan Lingkungan
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air
2.1  Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia seorang nova atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.

2.6  Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian narkoba.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya
2.7  Skema cara kerja USG
1.      Transduser
Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.      Monitor
Monitor yang digunakan dalam USG
3.      Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU.
2.8  Jenis Pemeriksaan USG
1.      USG 2 Dimensi

                Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian  besar keadaan janin dapat ditampilkan.



2.      USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).


3.      USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4.      USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
·         Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
·         Tonus (gerak janin).
·         Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
·         Doppler arteri umbilikalis.
·         Reaktivitas denyut jantung janin.



2.9  Manfaat USG
Trimester I
·         Memastikan hamil atau tidak.
·         Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
·         Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
·         Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II:
·         Melakukan penapisan secara menyeluruh.
·         Menentukan lokasi plasenta.
·         Mengukur panjang serviks.
Trimester III:
·         Menilai kesejahteraan janin.
·         Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
·         Melihat posisi janin dan tali pusat.
·         Menilai keadaan plasenta.

2.10        Kelebihan USG
a.       Tidak Terjadi Efek Samping
Yang harus dipahami, USG tidak menggunakan radiasi, tapi gelombang suara yang relatif aman selama dilakukan oleh seorang yang ahli. Namun harus diingat, USG hanyalah alat bantu yang tidak tertutup kemungkinan memberikan informasi yang kurang tepat. Alat USG maksimal digunakan selama 30 menit dan bayi harus dalam keadaan diam. Bila bergerak, bisa jadi gambarnya hilang dari layar komputer, sehingga harus diulang lagi. Lebih dari itu, dikhawatirkan terjadi pemanasan yangg akan merusak sel janin. Alat ini menggunakan gelombang suara dan menghasilkan energi, besarnya tidak boleh lebih dari 100 miliwattjoule/cm persegi. Kalau melebihi akan timbul efek pemanasan, lama-lama cairan sitoplasma akan menimbulkan gelembung udara yang disebabkan pemanasan. Karena sel ini tertutup, maka gelembung udara akan saling mendesak. Akhirnya sel tersebut bisa pecah, dan mati. Coba bayangkan misalnya yang kena adalah sel di pusat mata, pusat intelektual atau pusat perilaku, tentu risiko yang ditimbulkan sangat besar. Namun hingga kini, belum pernah ada bayi yang terlahir cacat karena efek USG selama masa kehamilan.
b.      Bisa Mendeteksi  Kanker Payudara
USG tidak melulu berkaitan dengan dunia kebidanan dan kandungan. USG juga dapat digunakan untuk memeriksa adanya kelainan khususnya di payudara. USG ini hanya bisa digunakan untuk wanita berusia muda dimana jaringan payudaranya masih padat.
Bila timbul kelainan seperti benjolan, dengan USG payudara akan segera terdeteksi apakah ada kelainan termasuk tumor ganas atau sebaliknya. Sedangkan, bagi wanita di atas usia 40 tahun ke atas untuk mendeteksi adanya kelainan atau gangguan di sekitar payudara jauh lebih baik dilakukan mamografi (pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar x) karena payudaranya mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.

2.11        Kekurangan USG
a.       Tidak 100% Akurat
Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
v  Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG.Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
v  Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
v  Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
v  Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
v  Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
v  Air ketuban sedikit.
v  Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit dideteksi.

2.12        TIPS UNTUK MELAKUKAN USG (Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG):
1.      USG minimal dilakukan 2 kali selama masa kehamilan
2.      Lakukan pemeriksaan USG pada dokter yang kompeten
3.      Keuntungan lain dengan USG 3D-4D gambar dapat direkam dalam bentuk CD-ROM dimana animasi disimpan dalam format jpg dan bisa dilihat di komputer, tidak hanya dicetak seperti hasil USG 2D selama ini.
4.      USG 3D-4D ini paling ideal bila dilakukan pada janin yang berumur 24-28 minggu, dimana air ketuban masih cukup sehingga muka bayi dapat terlihat.
5.      Pada trimester pertama dan USG dilakukan tidak dengan USG transvaginal, dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih kira-kira satu jam sebelum pemeriksaan kemudian minum 2-3 gelas, jadi diperlukan kandung kemih cukup penuh. Beda dengan USG transvaginal, kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
6.      USG aman selama dilakukan oleh ahli yang kompeten.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar